Ayah
Daftar Isi
Dengan hanya bermodalkan pendidikan kelas 3 SR ( Sekolah Rakyat ) beliau berjuang bersama ibu untuk mewujudkan harapan dan cita-citanya.
Menurut ingatanku, beliau bukanlah ayah seideal “ayah Budi, Wati dan Iwan” seperti yang tertulis di buku bacaan Bahasa Indonesia jaman dulu. Ayah jarang mengungkapkan cinta kasihnya kepada keluarga dengan perkataan, bahkan sepertinya juga jarang melakukannya dalam perbuatan seperti ayah-ayah yang lain.
Inilah mungkin yang menyebabkan kurang dekat dengan anak-anaknya. Tidak banyak waktu yang diberikan untuk bersama anak-anaknya. Setelah bekerja dibagian laundry rumah sakit, ayah kembali pergi untuk berjualan onderdir sepeda bekas di depan masjid raya kota kami. Aku ( dan mungkin) kakak-kakakku yang lain lebih banyak menghabiskan waktu dengan ibu.
Namun aku yakin, cinta dan kasihnya sangat besar bagi kami. Hampir tidak pernah aku melihat Ayah menunjukkan kemarahannya kepada anak-anaknya. Bahkan bersama ibu tidak pernah menampakkan adanya pertengkaran “terbuka” di antara mereka di depan kami.
Masih terbayang dalam ingatan, ayah selalu duduk dan berdoa disamping kami saat aku terbaring sakit dan tak memakan waktu lama, kesehatan kami berangsur membaik. Ayah bukanlah seorang guru, namun selalu menemukan cara untuk mendidik dan mengajar kami. Burung emprit yang membuat sarang di antara buah pisang dipakainya untuk mengajar kami bagaimana memulai kehidupan berumahtangga yang bertanggungjawab dan mandiri. Sambil memasukkan dinamo sepeda dimulutnya untuk mengecek adanya arus listrik, ayah mengajarkan bagaimana kami bergaul dan berteman haruslah dalam lingkungan yang baik dan memberikan “arus tenaga” yang bisa diberikan untuk menyalakan kehidupan dan memberi penerangan.
Aku tahu, ayah bukanlah sosok yang sempurna.
Ada banyak hal yang tidak aku mengerti tentang sikap dan tindakannya. Tapi aku bisa memastikan cintanya yang besar bagi keluarganya. Saat ini hampir 7 tahun kami tidak lagi bersamanya, namun aku percaya cinta, semangat, daya juang itulah yang diwariskan dan tinggal dalam kehidupanku.
#DAYS INSPING : Sekelumit Cerita Ayah ( 09 September 1929 – 26 Desember 2008)
Posting Komentar